Minggu, 12 April 2020

TIDAK ADA "SEBUAH KEBETULAN"



Edisi Kontemplasi....

TIDAK ADA "SEBUAH KEBETULAN"

Covids-19 atau yang lebih populer di sebut corona virus telah mengguncang kehidupan seluruh manusia di dunia saat ini. Pengaruhnya membuat beberapa negara bahkan harus memunculkan kebijakan "karantina wilayah" (lockdown) dan "hubungan sosial berjarak" (distancing social) atas situasi kehidupan masyarakat.
Fenomena virus ini telah membentuk "momok" terhadap masyarakat atas seluruh dampak sosial yang di timbulkanya.
Pembatasan interaksi fisik secara langsung membuat hubungan silaturahmi ikut-ikutan berjarak, bahkan lebih jauh ikut mempengaruhi aktivitas sosial beribadah, birokrasi, jasa, lembaga pendidikan dan berbagai aktivitas sosial lainnya.
Adanya kebijakan dan seruan untuk pembatasan ruang interaksi berjarak diyakini akan mampu meminimalisir penyebaran virus pendemi ini secara masif dan memungkinkan terhadap berkurangnya penyebaran virus ini. Propaganda pendemi covids-19 terinternalisasi dahsyat membentuk asumsi setiap orang bahwa setiap yang terpapar secara fisik terutama jika perilaku sehat kita "tidak disiplin" pasti akan terkontaminasi dan bisa berdampak pada kematian.
Realitas pendemi covids-19 bahkan mampu merenggangkan relasi sosial antar individu sebagai makhluk sosial. Esensi manusia sebagai makhluk sosial yang harus tetap menerapkan prinsip relasional seolah telah kalah oleh "seonggok" organisme sel yang bernama virus corona.
Menilik fenomena kedahsyatan covids-19, tentulah kita diperhadapkan pada sebuah "Takdir", seolah saat ini kita berada pada realitas "takdir buruk" yang menggiring mindset kita berada pada situasi kepanikan bahkan ketakutan. Andaipun ini sebuah "takdir", apakah tidak mungkin ini sebuah "takdir baik" ... wallahu alam bissawab, bukankah dalam hidup "tidak ada peristiwa" sebagai "sebuah kebetulan".
"Takdir" jika baik dan buruk tentulah "kendali Tuhan" atas kehidupan, jika seketika kita berada dalam kelompok yang terpapar dan berujung pada "kematian"pastilah merupakan ajal atas takdir yang telah di kendalikan oleh-NYA, sehingga adanya korban bahkan yang berujung pada "kematian" maka pastilah bukan sebuah peristiwa secara "kebetulan".
Bahkan secara jelas Al-Qur'an menegaskan bahwa :
Katakanlah: Tidak akan menimpakan kami kecuali apa yang Allah telah tuliskan untuk kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah[9]: 51).
Ketika bumi tetap berputar pada porosnya, maka seluruhnya tetap berada pada kendali Allah,...
Semoga kita tetap dalam lindungan-Nya dan tetap berada dalam kendali Takdirnya..
Barakallah

Medio, 20 Maret 2020
N I S B A H
"

Covids-19 atau yang lebih populer di sebut corona virus telah mengguncang kehidupan seluruh manusia di dunia saat ini. Pengaruhnya membuat beberapa negara bahkan harus memunculkan kebijakan "karantina wilayah" (lockdown) dan "hubungan sosial berjarak" (distancing social) atas situasi kehidupan masyarakat.
Fenomena virus ini telah membentuk "momok" terhadap masyarakat atas seluruh dampak sosial yang di timbulkanya.
Pembatasan interaksi fisik secara langsung membuat hubungan silaturahmi ikut-ikutan berjarak, bahkan lebih jauh ikut mempengaruhi aktivitas sosial beribadah, birokrasi, jasa, lembaga pendidikan dan berbagai aktivitas sosial lainnya.
Adanya kebijakan dan seruan untuk pembatasan ruang interaksi berjarak diyakini akan mampu meminimalisir penyebaran virus pendemi ini secara masif dan memungkinkan terhadap berkurangnya penyebaran virus ini. Propaganda pendemi covids-19 terinternalisasi dahsyat membentuk asumsi setiap orang bahwa setiap yang terpapar secara fisik terutama jika perilaku sehat kita "tidak disiplin" pasti akan terkontaminasi dan bisa berdampak pada kematian.
Realitas pendemi covids-19 bahkan mampu merenggangkan relasi sosial antar individu sebagai makhluk sosial. Esensi manusia sebagai makhluk sosial yang harus tetap menerapkan prinsip relasional seolah telah kalah oleh "seonggok" organisme sel yang bernama virus corona.
Menilik fenomena kedahsyatan covids-19, tentulah kita diperhadapkan pada sebuah "Takdir", seolah saat ini kita berada pada realitas "takdir buruk" yang menggiring mindset kita berada pada situasi kepanikan bahkan ketakutan. Andaipun ini sebuah "takdir", apakah tidak mungkin ini sebuah "takdir baik" ... wallahu alam bissawab, bukankah dalam hidup "tidak ada peristiwa" sebagai "sebuah kebetulan".
"Takdir" jika baik dan buruk tentulah "kendali Tuhan" atas kehidupan, jika seketika kita berada dalam kelompok yang terpapar dan berujung pada "kematian"pastilah merupakan ajal atas takdir yang telah di kendalikan oleh-NYA, sehingga adanya korban bahkan yang berujung pada "kematian" maka pastilah bukan sebuah peristiwa secara "kebetulan".
Bahkan secara jelas Al-Qur'an menegaskan bahwa :
Katakanlah: Tidak akan menimpakan kami kecuali apa yang Allah telah tuliskan untuk kami. Dialah pelindung kami dan hanya kepada Allah bertawakal orang-orang yang beriman.” (QS. At-Taubah[9]: 51).
Ketika bumi tetap berputar pada porosnya, maka seluruhnya tetap berada pada kendali Allah,...
Semoga kita tetap dalam lindungan-Nya dan tetap berada dalam kendali Takdirnya..
Barakallah

Medio, 20 Maret 2020
N I S B A H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar