Seri (21) Revitalisasi Budaya Kaili
Resonansi spirit
Ane Ala... Alamo !
Ane Boli... Bolimo!
Adagium "Ane Ala...Alamo,
Ane Boli... Bolimo adalah sebuah prinsip nilai yang menegaskan tentang keteguhan dan konsistensi sikap yang dianut masyarakat Kaili.
Adagium "Ane Ala...Alamo,
Ane Boli...Bolimo memiliki arti bahwa "jika hendak di ambil segera ambil, tapi jika hendak ditinggalkan maka segera tinggalkan.
Dalam kehidupan orang kaili konsep ini menjadi falsafah hidup bagi masyarakat dalam membentuk tanggung jawab dan kesadaran kolektif. Pada orang kaili penting untuk menegasakan keteguhan dan konsistensi sikap dalam kehidupan karena menyangkut penegakkan nilai-nilai kepemimpinan, amanah, kejujuran dalam dimensi kebenaran.
Secara harfiah arti konsistensi bermakna pada sikap atas sesuatu yang tidak mudah berubah, senantiasa berperilaku dalam cara yang sama, terutama pada hal-hal yang positif. Sikap konsistensi seringkali ditandai adanya suasana keteraturan, harmoni, kontinuitas tetap, dan bebas dari kontradiksi. Konsistensi seringkali dikaitkan dengan sikap dan kebiasaan manusia, terutama yang berhubungan dengan sikap komitmen atas sebuah prinsip.
Pada orang kaili sikap konsisten yang mengejawantah dalam adagium " ane ala alamo, ane boli, bolimo" menandai sikap dalam pengambilan keputusan yang melekat dengan kebiasaan manusia. Prinsip ini terutama berkaitan dengan kepercayaan dan Komitmen dalam melaksanakan keputusan untuk pantang mundur ketika berhadapan dengan pilihan yang berdimensi tekanan. Berpendirian teguh dengan rasionalisasi pertimbangan atas sebuah prinsip dalam pengambilan keputusan dengan dilandasi semangat integritas sebagai harga atas kesesuaian antara ucapan dan tindakan.
Prinsip inilah yang menandai kehidupan masyarakat kaili dalam menjalankan aktivitas sosial. Tindakan perilaku yang ditampilkan selalu meneguhkan sikap sungguh-sungguh sehingga terbangun rasa saling menghargai yang beresonansi dalam membentuk keteladanan. Bagi orang kaili keteguhan memegang prinsip ini dapat membentuk jiwa kesahajaan yang menjadi identitas karakter. Sikap inkonsistensi berlawanan dengan karakter orang kaili karena jika ditampilkan dapat membentuk rasa malu dan lunturnya rasa saling percaya.
Figur pemimpin dan tokoh masyarakat pada kehidupan orang kaili selalu dikehendaki dapat menampilkan citra dengan prinsip ini dalam menjalankan pola kepemimpinan di masyarakat. Personifikasi pemimpin dengan dengan kekuatan prinsip ini niscaya dapat memperkuat relasi jaringan komunikasi yang tentunya tetap berbasis pada regulasi yang ada karena pasti memiliki posisi tawar yang kuat. Pemimpin yang tampil dengan prinsip ini pasti akan memiliki kualitas personal yang baik. Tidak berlebihan kiranya jika seorang pemimpin yang menjabat gubermur Sulawesi Tengah saat ini sangat bangga meneguhkan prinsip ini dalam pelaksanaan manejemen pemerintahan, meskipun prinsip " ane ala alamo, ane boli bolimo" hanyalah sebuah adagium namun kiranya menjadi indikator kekuatan dan kualitas seorang pemimpin karena meletakkan prinsip ini dalam keunggulan nilai personal yang dibutuhkan untuk melayani kepentingan masyarakat di atas segalanya.
Wallahu alam bissawab...
Boyaoge, 30 Juli 2021
N I S B A H
Pemerhati budaya kaili